Contact Us

Name

Email *

Message *

Nasehat 5 Bab

Nasehat 5 Bab



َلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ اَذْهَبَ عَنَّاالْحَذَنْ اِنَّ رَبَّنَالَغَفُوْرٌ الشَكُوْرُ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَمَّابَعْدُ

Pertama saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan beberapa kenikmatan Kepada kita semua. Baik berupa kesehatan…, kelonggaran kekayaan dan juga pol-polnya nikmat sebagai rajanya nikmat kita masih diberikan hidayah Qur’an Hadits Jama’ah ini. Kita diberikan hidayah Qur’an Hadist yang berbentuk Jama’ah merupakan suatu kenikmatan yang tak tertandingi, sebab tidak semua orang diberi oleh Allah, seperti dalam hadits Nabi :

اِنَّ اللهَ يُعْطِى الدُّنْيَا مَنْ يُّحِبُّ وَمَنْ لاَيُحِبُّ وَلاَ يُعْطِى الدِّيْنَ اِلاَّ مَنْ اَحَبَّ فَمَنْ اَعْطَاهُ اللهُ الدِّيْنَ فَقَدْ اَحَبَّهُ* رواه احمد

Sesungguhnya keduniaan diberikan oleh AllAah kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintainya, dan agama hanya diberikan kepada orang yang dicintainya saja, maka barang siapa yang diberi agama oleh Allah sama halnya dicintainya (HR. Ahmad)
Jadi kita harus benar-benar bersyukur kepada Allah dijadikan orang iman, dijadikan calon ahli surga, diselamatkan dari jurang neraka, sebagaimana dalam firman Allah salam QS. Ali Imron ayat 103

…وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ سورة ال عمران 103

….dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, dengan hidayahnya Allah menyelamatkan kalian dari api neraka. Seperti itulah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya pada kalian, agar kalian mendapat petunjuk (QS. Ali imron 103)

Maka, dari itu semua pemberian dari Allah harus kita syukuri secara ucapan dan perbuatan. Adapun ucapan kita syukuri Alhamdulillahi robbil ‘aalamin, dan perbuatan kita juga harus benar-benar mencerminkan sikap orang jama’ah, sikap orang yang beriman sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosul dan meningkatkan amalan-amalan yang bagus.

Keduakalinya saya bersyukur kepada para perantara agama yang telah memperjuangkan agama yang benar ini, mulai dari nabi Muhammad SAW yang telah dibantu para sohabat, kemudian diteruskan para mubaligh dan mubalighotnya.

Terutama mubaligh besar kita Bapak KH. Nurhasan Al Ubaidah Lubis yang telah membawa Qur’an Hadits Jama’ah ini dari Mekah Madinah sampai ke Negara Indonesia yang mana sekarang ini diteruskan oleh putranya yaitu Bapak H.M. Abdul Azis Sultan Aulia yang menjadi pengatur kita sekarang. Semua itu harus kita syukuri, sebab belum dikatakan syukur pada Allah sebelum bersyukur pada manusia, sebagaimana sabda Nabi :

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسِ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ *رواه احمد
Barang siapa yang belum bersyukur kepada manusia sama halnya belum bersyukur kepada Allah (HR. Ahmad)
Maka dari itu kita harus bersyukur kepada beliau-beliau sebab perjuangan mereka tidak enak-nakan seperti sekarang, dulu mereka berkorban harta benda, keluarga bahkan nyawanya untuk menegakkan agama yang benar ini, dan atas jasa para perantara Agama saya syukuri dengan ucapan

اَلْحَمْدُ للهِ جَزَاهُمُ اللهُ خَيْرًا

Selanjutnya saya bersyukur pada sudara jama’ah dimana saja berada baik itu didalam negri maupun diluar negri yang sempat membaca nasehat ini saya syukuri dengan ucapan Alhamdulillah jazaahumullahu khairan, adapun yang tidak sempat membaca nasehat ini saya doakan semoga bisa tetap menetapi Qur’an Hadits Jama’ah dan diampuni oleh Allah. Dan saya ingatkan supaya kita benar-benar niat sak dermo karena Allah mengharapkan surganya Allah dan takut siksanya Allah.

يَرْجُوْنَ رَحْمَتَهُ وَيْحَوْفُوْنَ عَذَابَهُ

Sebab Allah tidak akan menerima amalan yang tidak murni muclis karena Allah
اِنَّ اللهَ لاَيَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ اِلاَّ مَاكَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجَهُهُ

Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan kecuali dengan dasar murni dan mencari wajah Allah (karena Allah)

Maka dari itu supaya hatinya benar-benar di totoh jangan sampai salah niat, berubah niat atau bahkan tanpa niat.
Adapun nasehat dan ajakan saya disini sak dermo menyambung nasehat ajakan Bapak Pengatur kita satu-satunya jama’ah selalu tetap menetapi, memerlukan, dan mempersungguh Qur’an Hadits Jama’ah karena Allah sampai pol ajal matinya masing-masing.

Adapun yang dimaksud satu-satunya Jama’ah semua warga jama’ah itu wajib menetapi jama’ah jangan sampai ada yang terlewatkan. Misalnya dalam keluarga ada lima orang jama’ah semua itu wajib menetapinya, jika tidak dapat bersama ya supaya bisa bergantian/giliran yang penting ke lima-limanya itu harus bisa menetapi.

Tetap itu artinya tidak berubah sama sekali, tidak pindah kelain tempat atau tidak gingsir, walaupun banyak cobaan baik masalah agama maupun masalah dunia. Contoh masalah dunia digegeri, dimusuhi, difitnah, dijatuhkan dan sebagainya. Semua itu hanyalah cobaan dari Allah untuk menguji keimanan kita. Maka dari itu kita harus selalu sabar, terus bersyukur dan tetap menetapi jama’ah jangan sampai terpengaruh sehingga sampai pol ajal kita masing-masing.

Adapun yang dimaksud menetapi yaitu mengerjakan dan menjalankan secara terus menerus peraturan Allah, Rasul, dan Imam yang tidk maksiat. Mengarjakan kewajiban dan dapukan masing-masing, tertib dalam ibadah dan menjauhi larangan-larangan Allah serta mengerjakan perturan Allah dan Rasul.

Kemudian yang dimaksud memerlukan yaitu mengerjakanya sampai berhasil atau sampai mati kalau tidak masuk ya dimasuk-masukkan yang penting bisa berhasil dan terlaksana.

Sedang mempersungguh adalah lahir batin didalam jama’ah, lahirnya selalu bergaul dengan orang jama’ah berhubungan dengan orang jama’ah sehingga disaksikan lahirnya selalu dalam jama’ah, adapun batinnya selalu mendekatkan pada Allah “taqarrub ilallah selalu berdoa kepada Allah supaya ditetapkan keimanannya dan bisa menetapi sampai ajal datang. Adapun hasilnya dari menetapi Qur’an Hadits Jama’ah sampai mati yaitu wajib masuk surga selamat dari neraka.

Barang siapa yang menentang Allah dan Rasulnya serta melanggar peraturan-peraturan Allah dan Rosul, maka Allah akan memasukkannya kedalam neraka.

Dan untuk menetapi Qur’an Hadist Jama’ah itu Bapak pengatur kita telah membuat peraturan Lima Bab dan itu tidak ngawur melainkan ada dasarnya dan pedomannya yaitu dasar Qur’an dan Hadits Nabi. Adapun perincian Lima Bab itu adalah ngaji, ngamal, mbela, sambung dan toat.

1. NGAJI

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ *رواه مسلم
Mencari ilmu itu wajib bagi tiap-tiap islam (HR. Muslim)
" mencari ilmu wajib bagi kita semua, mulai dari kecil, besar, muda, dewasa hingga tua "
Adapun hasil ngaji itu banyak sekali antara lain :
Menambah pengetahuan
Menghilangkan kebodohan
Mengesahkan amalan dan masih banyak lagi manfaatnya.

Dan ilmu yang wajib dicari hanya ada 3, adapun selain itu hanya keutamaan. Tiga ilmu itu adalah 1 Al-Qur’an, 2 Al-Hadits dan ke 3 ilmu pembagi waris yang adil. Dan ilmu pembagi waris boleh dicari boleh juga tidak, kalau tidak pun tidak berdosa

Ilmu itu ada tiga selain itu hanyalah keutamaan, dan yang tiga itu adalah ayat untuk menghukumi berupa Al-Qur’an, Sunnah yang tegak yaitu Al-Hadits dan juga pembagian harta waris yang adil. Al-Qur’an itu merupakan kalamnya Allah yang berisi perintah, larangan dan cerita. Perintah wajib kita laksanakan, larangan wajib kita jauhi, dan cerita wajib kita percayai. Sedangkan Hadits itu adalah ucapan Nabi besar kita, ikrar nabi, tingkah laku nabi dan juga cita-cita nabi. Dan barang siapa yang mau menetapinya maka dia akan masuk surga seperti dalam sabdanya nabi
مَنْ اَحْيَا سُنَّتِى فَقَدْ حَبَّانـِى وَمَنْ حَبَّانـِى مَعِيَ فِـى الْجَنَّةٍ

Barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka dia sungguh senang padaku dan barang siapa yang senang berarti dia bersamaku masuk ke surga
Adapun ilmu faroid itu telah tercantum didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan jangan sampai kita tidak mau ngaji, sebagaimana sabda nabi

Jadilah kamu orang yang alim (mubaligh/mubalighot)
Kalau tidak bisa jadilah orang yang belajar(jama’ah biasa)
Dan kalo tidak bisa, jadilah orang yang mendengarkan (bukan mubaligh/mubalighot)dan tidak bisa membaca/menulis maka jadilah mustamik)
Atau jika tidak mampu jadilah orang yang senang pada pengajian.
Dan jangan jadi orang yang kelima yaitu orang yang rugi tidak bisa mengerjakannya.

2. NGAMAL
Setelah kita mengaji dan mengetahui ilmunya ya wajib untuk kita amalkan terus-menerus sampai tutup pol ajal kita masing-masing, sebab amalan yang hisap itu adalah amalan terakhir kita.
وَعْبُدْ رَبُّكَ حِتَّى يَاْئتِيَكَ الْيِقِيْنَ

Sembahlah Tuhanmu sampai datangnya mati
Jangan sampai amalan kita putus ditengah jalan. Dan supaya kita juga tetap dan benar-benar bisa mengamalkan apa yang kita kaji sebab sesungguhnya surga itu untuk orang yang mau beramal.
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَاكُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Demikian itu surga diwariskan kepadamu sebab perbuatanmu/pengamalanmu
Dan jangan sampai kita mengamalkan sesuatu yang tidak ada ilmunya karena itu tidak akan diterima oleh Allah, seperti firman Allah surat bani israil ayat 36
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengerjakan amalan yang tidak kamu ketahui ilmunya . Sesungguh nya penglihatan, pendengaran dan hati, semuanya itu akan ditanya oleh malaikat nanti di hari kiamat.
Dalam pengamalan kita harus mempunyai pedoman, penertiban, peningkatan dan penggemblengan.

a. Penertiban yaitu amal ibadah kita haruslah lebih tertib dari sebelumnya, ditertibkan ngajinya, ditertibkan sholatnya, juga ditertibkan ibadah-ibadah sunnahnya dan lain-lain

b. Peningkatan yaitu semakin lama dalam jama’ah kita harus lebih meningkatkan kefahaman kita, lebih meningkatkan amalan-amalannya yang akan memasukkan kita kedalam surga.

c. Penggemblengan yaitu kita digembleng untuk jadi orang yang baik dan bijaksana, bisa hidup apa adanya, bisa nrimo ing pandom menerima segala pemberian dari Allah tidak mengerutu dan tidak terlalu ngoyo yang penting bisa ibadah jangan hanya ingin hidup mewah dan berfoya-foya. mengingat bahwa didunia ini adalah hanya sementara dan di akhirat itu adalah kekal abadi selama-lamanya. Dan dalam mencari surga itu ya memang berat seperti dipenjara

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَفِرِ
Dunia itu penjaranya orang iman, dan surganya orang kafir

Maka dari itu jangan sampai terpengaruh dengan dunia

3. MEMBELA
Dalam menetapi Qur’an Hadits Jama’ah ini juga perlu pembelaan sebab agama ini merupakan benda mati, tidak bisa bergerak kalau tidak dibelani ya tidak akan bisa berkembang.
اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَثِقَلاً وَجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَمْفُشِكُمْ فِـى شَبِيْلِ اللهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Berangkatlah kamu dengan keadaan ringan dan berat, dan belalah agama Allah dengan harta dan dirimu, seperti itu baik bagimu jika kamu tahu.
Benar yaitu agama yang kita bawa dan kita perjuangkan itu harus agama yang benar.

Berani/Kendel yaitu dalam memperjuangkan agama haruslah jadi orang yang pemberani, karena jika agama dipegang oleh orang yang lacut dan curang maka agama ini tidak akan bisa berjalan dan berkembang.
Sabar/Tabah yaitu untuk memperjuangkan Qur’an Hadits Jama’ah ini perlu kesabaran dan ketabahan sebab jika tidak sabar ya mana mungkin akan bisa berkembang seperti sekarang ini Contohnya Bapak H. Nurhasan dulu jika tidak sabar menghadapi cobaan dan rintangan manamungkin kita dapat menemukan agama yang benar ini.

Dana / Modal yaitu perjuangan kita yang juga perlu dana/modal.
Dan bila kita mati semua amalan itu akan putuskecuali ada tiga perkara yaitu:

1.Shodqoh Jariah yaitu amalan ini akan tetap mengalir walaupun kita sudah mati. Contoh kita membangun masjid, shodaqoh harta dan tenaga
مَنْ بَنَى مَسْجِدً فِـى الدُّنْيَا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِـى الْجَنَّةِ

Barang siapa yang membangun masjid di duniaanya, maka Allah telah membangunkan untuknya rumah di surga.

2.Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang sudah kita pelajari dan kemudian dapat kita sampaikan pada orang lain serta dapat kita amalkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.sebagai contohnya menjadi mubaligh dan mubaligot

3.Anak yang sholeh dan sholeha yang selalu mendoakan kedua orang tuanya


4.SAMBUNG JAMA’AH
Sambung itu banyak manfaatnya antara lain :

1. Sebagai penyaksian imam terhadap rukyah-nya
2. Cepat menyelesaikan masalah, dan masih banyak manfaat yang lain :

Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berpecah belah
karena jamaah itu rahmat bagi kita dan selain jamaah ( berpecah belah itu siksa ) Neraka.


5.THOAT
Buat semua jamaah supaya bisa thoat karena thoat yaitu merupakan kunci utama orang bisa cepat masuk surga dan  selamat dari neraka, sebab dengan kethoatanya tadi program diatas bisa dilaksanakan semua. Dan thoat diatas haruslah bisa dilaksanakan oleh semua jama’ah yaitu thoat Allah, Rosul dan Imam
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ….* الأية سورة النساء 59

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah kalian pada Allah dan ta’atilah kalian pada Rasul (Nya), dan pada orang-orang yang mengatur perkara dari kalian.
Thoat Allah itu wajib, mutlak disembah dan dithoati semua perintahnya sak pol kemampuannya dan larangannya dijauhi sejauh-jauhnya. Adapun Rasul itu tidak wajib disembah tetapi wajib di thoati, dan thoat kepada imam selama perintahnya tidak maksiat dan bagi ibu-ibu supaya thoat pada suaminya masing-masing, bisa boso yang baik dan jangan suka memerintah pada suaminya, baik didepan orang banyak ataupun ber-hadapan sendiri. Bagi anak-anaknya supaya thoat pada orang tuanya.

BACA JUGA :








2 komentar:

Back To Top